Beberapa minggu terakhir, saya terus merenung mampukah bekerja tanpa menerima sesuatu yang bersifat abu-abu dalam pekerjaan. Konflik bathin yang ada di benak sedikitnya membuat saya kadang mengkalkulasi dan menghitung harapan-harapan ke depan. Hampir 100 % rakyat Indonesia beragama, terkadang dengan beragam pembenaran akan sesuatu yang abu-abu dengan peristilahan "da kakesangan" merupakan sesuatu yang lantas halal menurut persepsi kita manusia. Padahal halal dan haram itu ditentukan bukan oleh manusia melainkan wewenang Yang Kuasa. Dalam agama tidak diajarkan bahwa sesuatu itu adalah abu-abu, tapi hanya ada Ya dan Tidak.
Penggantian kepemimpinan di tempat kerja yang kini beliau merupakan tokoh komunitas agama di lingkungan nya pada awalnya menaruh harapan besar akan adanya suatu nilai kebaikan dalam bekerja. Namun ya mungkin itu dorongan duniawi ataupun kungkungan sistem yang menjadikan segala sesuatu nya menjadi kemunafikan.
... hati kecil berkata : saya ingin lurus n baik n benar...mampukah?
0 Komentar:
Posting Komentar