.

Status YM

Kamis, 24 November 2011

Tidak Ada Jaminan Kualitas pada sebuah Sertifikasi

Lima tahun sudah saya selalu terlibat dalam Panitia Pengadaan Barang / Jasa atau lebih ngtrend nya disebut Panitia Lelang. Panitia Lelang sekarang mutlak harus memiliki Sertifikat Nasional Pengadaan Barang / Jasa yang ditempuh melalui Ujian yang diselenggarakan oleh Bappenas.

Namun saat 5 tahun lalu saya mendapatkan Sertifikat ini, saat itu Ujian masih tergolong sangat sulit, dari ratusan orang yang ikut Ujian dengan penilaian sistem minus bagi jawaban yang salah, hanya beberapa orang saja yang Lulus dan saat itu kurang dari 10 orang.

Bayangkan saja kala itu saat angkatan saya Lulus, bisa dihitung dengan Jari pegawai yang memiliki sertifikasi pengadaan barang/jasa. Berbeda dengan sekarang, ujian yang open book serta seakan sertifikasi yang seharusnya semakin di perketat untuk peningkatan kualitas dan daya saing aparatur malah dilonggarkan dengan beragam alasan salah satunya karena aturan yang mengharuskan Panitia memiliki sertifikat tapi sulitnya mendapatkan sertifikat ini, sehingga dipaksakan kuota pegawai di setiap daerah agar memiliki sertifikasi terlebih dahulu sehingga proses lelang tidak terhambat karena keterbatasan pegawai yang bersertifikasi.

Ajang sertifikasi pun beberapa tahun belakangan di terapkan pada Guru-guru, dimana para Guru akan mendapatkan Tunjangan 1x Gaji jika berhasil Lulus sertifikasi ini. Tentu banyaknya permintaan disitu akan menghasilkan negosiasi / tawar menawar. Tidak perlu kita pungkiri, tuntutan anggaran 20% untuk Pendidikan sebagian besar habis oleh peningkatan kesejahteraan Guru dengan dalih peningkatan kualitas pendidikan. Semua guru seakan digenjot untuk mendapatkan Sertifikasi, bukan malah digentjot untuk meningkatkan kualitas diri. Tidak sedikit Guru melanjutkan ke jenjang S-1 abal-abal, yang penting dapat Ijazah S-1 dan menaikan angka kredit, pembuatan makalah dengan bantuan jasa orang lain (copas). Yaaa...lagi2 disalahkan adalah Oknum ... Lho...kok oknum bisa lebih banyak dr pada yg bukan ya?

Setelah berlangsung pembayaran Tunjangan Sertifikasi, banyak kritikan tentang dampak positif terhadap anak didik yang nyata-nyata tidak signifikan bahkan cenderung biasa-biasa saja. Tahu jawabannya apa ?
Jawaban nya adalah : Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas anak didik, salah satunya memang peningkatan kesejahteraan pengajar,yang juga harus dibarengi dengan faktor / variabel lain di antaranya Fasilitas Pendidikan, Lingkungan Keluarga, dll ... Ya eyaaa laaah....
Segala hal yang berbau sertifikasi, menjadi sesuatu yang dipertanyakan kapabilitas dan proses nya...itulah yang terjadi dinegeri ini. 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

0 Komentar: