Hari ini Harga Premium turun 500 rupiah dari Rp.6000 menjadi Rp.5500,harapan besar dari rakyat Indonesia kalau turunya harga BBM akan menimbulkan penurunan Harga juga di berbagai aspek kehidupan,,nyatanya tidak seperti itu. Para Pengusaha Angkutan menolak keras jika ada penurunan tarif angkutannya, mereka beralasan bahwa Penurunan Harga Premium dengan Kenaikan harga suku cadang masih terlalu jauh..entah apa ini sebuah intrik politik untuk pemenangan Pemilu di Tahun 2009 oleh salah satu golongan..atau ??
Memang sudah dapat mengelak lagi jika penurunan Harga Premium ini yang baru pertama kali dalam sejarah Indonesia, akhirnya dijadikan Komoditi pemenangan Pemilu. lagi-lagi kasian negeri ini..
Demokrasi Pancasila yang di agung-agungkan, yang dianggap sebagai Jalan Tengah dari Ideologi Dunia yang ada yaitu Liberalis-Kapitalis dan Sosialis-Komunis.. Demokrasi Pancasila sebagai "The Third Way" katanya..tapi ternyata setelah lebih dari 60 tahun Indonesia merdeka, masih belum mengenal siapa dirinya, paham kapitalis tentu sudah dapat kita rasakan , apalagi sosialis, anarkhi menuntut keadilan sedangkan definisi keadilan pun belum paham..
hmmm...penulis hanya berharap, beragam kejadian, konflik antar sukum bangsa dan agama dapat berlangsung usai, sedemikian deras badai dan dera menimpa Ibu Pertiwi sangat tidak diharapkan berakhir layaknya Uni Soviet terpecah-pecah demi kesejahteraan, dibalik masih terdengarnya gaung otonomi daerah yang sampai saat ini masih menyisakan PR kewenangan milik siapa karena saling ingin memiliki antar Pusat dan Daerah dengan Prinsip "Money Follow Function" menjadikan siapa yang miskin fungsi akhirnya tidak berduit...
Mudah-mudahan tidak terjadi...AMIN
Hallo Bapak-bapak di atas sana
Premium turun?? ga ngaruh buat saya..apa tidak lebih baik memilih penurunan Harga Solar dulu Pak??
1 yang pasti : Rakyat Indonesia tidak butuh BBM murah, tidak butuh sembaki murah Jika tidak diimbangi dengan Daya Beli yang meningkat
Memang sudah dapat mengelak lagi jika penurunan Harga Premium ini yang baru pertama kali dalam sejarah Indonesia, akhirnya dijadikan Komoditi pemenangan Pemilu. lagi-lagi kasian negeri ini..
Demokrasi Pancasila yang di agung-agungkan, yang dianggap sebagai Jalan Tengah dari Ideologi Dunia yang ada yaitu Liberalis-Kapitalis dan Sosialis-Komunis.. Demokrasi Pancasila sebagai "The Third Way" katanya..tapi ternyata setelah lebih dari 60 tahun Indonesia merdeka, masih belum mengenal siapa dirinya, paham kapitalis tentu sudah dapat kita rasakan , apalagi sosialis, anarkhi menuntut keadilan sedangkan definisi keadilan pun belum paham..
hmmm...penulis hanya berharap, beragam kejadian, konflik antar sukum bangsa dan agama dapat berlangsung usai, sedemikian deras badai dan dera menimpa Ibu Pertiwi sangat tidak diharapkan berakhir layaknya Uni Soviet terpecah-pecah demi kesejahteraan, dibalik masih terdengarnya gaung otonomi daerah yang sampai saat ini masih menyisakan PR kewenangan milik siapa karena saling ingin memiliki antar Pusat dan Daerah dengan Prinsip "Money Follow Function" menjadikan siapa yang miskin fungsi akhirnya tidak berduit...
Mudah-mudahan tidak terjadi...AMIN
Hallo Bapak-bapak di atas sana
Premium turun?? ga ngaruh buat saya..apa tidak lebih baik memilih penurunan Harga Solar dulu Pak??
1 yang pasti : Rakyat Indonesia tidak butuh BBM murah, tidak butuh sembaki murah Jika tidak diimbangi dengan Daya Beli yang meningkat
0 Komentar:
Posting Komentar