Kota Santri, itulah julukan akan sebuah Kota yang ada di selatan Jawa Barat, bernama Tasikmalaya dengan pemisahan kota dan kabupaten sebagai wilayah pemerintahan yang otonom.
Julukan kota santri yang melekat karena pada wilayah ini terdapat ribuan pesantren yang dihuni oleh ribuan santri dari berbagai pelosok negeri menimba ilmu agama.
Menapakai suasana ramadhan di kota ini mungkin tidak jauh berbeda dengan wilayah lain khususnya di jawa barat. Salah satunya yang paling menonjol adalah adanya budaya ngabuburit bagi masyarakat.
Masyarakat pada sore hari keluar rumah untuk mengisi waktu luang sambil menunggu waktu berbuka puasa, moment ini pula menjadi ajang kebersamaan bareng keluarga mengunjungi titik-titik sentral 'ngabuburit' diantaranya Alun-alun Tasikmalaya dan Dadaha Tasikmalaya. Banyaknya pengunjung yang sekedar jalan-jalan, bermain layangan kecil, mencari jajanan dan cemilan berbuka, didukung juga oleh maraknya pedagang kaki lima dengan beragam macam jajanan yang ditawarkan.
Bukan hanya pedagang kaki lima, terlihat beberapa Generasi Muda yang berstatus mahasiswa dan pelajar turut mencari peruntungan ditengah hiruk pikuk ngabuburit ini tentu dengan produk kreatif khas 'anak muda' mewarnai kegiatan sore hari di bulan puasa ini.
Adanya budaya ini membuat jalanan macet dengan banyaknya kendaraan roda dua 'bersilewaran' memenuhi jalanan utama Kota Tasikmalaya. Jangan harap melewati jalan Hz.Mustofa mulai dari Mesjid Agung sampai perempatan Jl.Nagarawangi bisa ditempuh kurang dari 15 menit, padahal jarak tempuh hanya sekitar 1 Km saja.
Pusat perbelanjaan seperti Asia Plaza, Mayasari Plaza, Yogya Dept Store, Mega M dll penuh disesaki para pengunjung setiap sore hari di bulan puasa ini. Apalagi yang namanya Rumah Makan baik yang saung,foodcourt, rumah makan, warung makan dll yang diharuskan buka paling cepat Pkl.16.00 penuh oleh masyarakat yang akan berbuka puasa bersama keluarga, komunitas, geng gong dll.so jangan harap kebagian tempat untuk berbuka puasa jika datang lebih dari Pkl.17.00 apalagi ditempat-tempat favorit.
Suasana sore yang dipadati aktivitas masyarakat Tasikmalaya dengan tawaran kuliner khas Tasikmalaya yang menggoda sangat berbanding terbalik di siang hari yang tidak ada satu pun tempat makan diperbolehkan untuk buka dengan dasar aturan pemerintah daerah untuk menghormati yang berpuasa walaupun tidak sedikit juga tempat makan yang buka lewat pintu belakang. Silahkan coba-coba buka Rumah Makan di siang hari, bukan rahasia umum lagi kalau melihat beberapa tahun belakangan terdengar kabar rumah makan di obrak abrik oleh ormas yang 'peduli' akan bulan puasa ini.
Oh iya, pada bulan ramadhan ini pula Pihak Sekolah tidak menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tapi digantikan dengan himbauan pada seluruh pelajar untuk 'nyantren' di bulan ini, makanya bermunculan pesantren-pesantren dadakan untuk menampung para pelajar yang hendak mengikuti 'pesantren kilat'.
Inilah Tasikmalaya dengan keragamannya saling menghormati dan menghargai antar sesama umat beragama...semoga kerukunan umat bergama di Kota ini tetap terjaga dan takkan pernah terulang kembali kejadian 16 tahun silam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 Komentar:
Posting Komentar